CILACAP – Sebagai upaya optimalisasi penemuan kasus pada populasi berisiko, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Besi, Pulau Nusakambangan bekerja sama dengan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID), Dinas Kesehatan Cilacap dan Puskesmas Cilacap Selatan.
Pada kesempatan tersebut para Petugas melaksanakan kegiatan Skrining Tuberkolosis kepada Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lapas Besi, pada Selasa (10/09/2024).
Penyakit Tuberkulosis atau lebih dikenal TBC sampai saat ini menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, Oleh karena itu Lapas Besi berupaya memutus mata rantai penyebaran penyakit TB semakin meluas.
Kegiatan ini dimulai dengan memberikan informasi yang jelas tentang penyakit TB, cara penularan, pengobatan dan pencegahan kepada Warga Binaan Lapas Besi. Selanjutnya skrining dilakukan kepada 200 Warga Binaan termasuk Seluruh Petugas Lapas Besi.
Selama 2 hari kedepan sampai 11 Agustus kegiatan Skrining TB akan dilaksanakan. Hal ini sebagai langkah pencegahan terjadinya penularan kasus TB, melalui skrining gejala dan rongent dada kepada Warga Binaan dan Petugas Lapas Besi.
Kepala Lapas Besi, Teguh Suroso setelah mengikuti kegiatan skrining TB mengungkapkan, melalui kegiatan skrining ini diharapkan dapat memutus mata rantai penyebaran kasus TB yang tergolong tinggi di Kabupaten Cilacap.
“Memutus penyebaran penyakit menular TB tidak bisa berjalan sendiri, Lapas Besi berupaya untuk mengajak seluruh Warga Binaan dan Pegawai untuk peduli terhadap Tuberkulosis, salah satunya dengan menjalin kerjasama dengan instansi lain seperti USAID, Kemenkes, Dinkes dan Puskesmas, ” terang Teguh.
Baca juga:
Apel Bimbingan di Bapas Nusakambangan
|
(N.son/Reza)